Lima Kebanggan Anak Melayu Riau
Lima Kebanggan Anak Melayu Riau adalah merupakan buku yang disusun oleh Persatuan Masyarakat Riau di Jakarta (PMRJ). Disusun pada tahun 2005 sempena akhir masa bhakti pengurusan 2002-2005.
PENGANTAR
Akhir dari masa bhakti pengurusan kami 2002-2005, satu tim telah dibentuk dari Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ) untuk menyusun satu buku yang berjudul "LIMA KEBANGGAAN ANAK MELAYU RIAU"
Muatan-muatan pemikiran yang ada dalam buku ini saya harapkan dapat memberi jalan dan sarana kemajuan daerah Riau dan terobosan suatu perubahan untuk lebih maju.
Di buku ini, menulis mengenai siklus kehidupan yang harus dilalui oleh makhluk hidup, alam dan manusia. Kita menyadari bahwa budaya kebanggaan yang dimiliki tidak cukup hanya dengan ucapan akan tetapi harus ada suatu perubahan di dalam diri kita sendiri. Almarhum Prof. DR. Koentjaraningrat pernah mengatakan bahwa perubahan budaya harus dibarengi oleh suatu usaha bersama untuk memperbaiki kemampuan yang ada dalam diri kita sendiri. Kebanggaan adalah suatu tanda kehidupan, dan siapapun yang cinta kehidupan hendaknya jangan memusuhinya.
Usaha untuk memperbaiki dari ketinggalan orang Melayu Riau agar dapat membawa hasil, harus dimotivasi secara sempurna dan selama masih menjadi seorang Fatalis, orang Melayu pedesaan tidak akan berjuang cukup keras memelihara hidup dan untuk berhasil.
Semoga buku tulisan yang disusun oleh tim Persatuan Masyarakat Melayu Jakarta (PMRJ) yang ditulis oleh kalangan pengurus maupun dari intelektual Riau ini mampu menyemarakkan khazanah pemikiran dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam membawa perubahan di tengah kegalauan diera transisi dan akhirnya selamat membaca.
Banyaklah angsa berebut terbang
Membumbung angsa sayap dikepak
Banyak jasa disebut orang
Agunglah jasa ibu dan bapak
Wassalam
Buchary Alwie
*************************
Ide
Drs. H. Izhar Rachman, MM
Penyusun
Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ)
Penanggung Jawab
H. Buchary Alwie
Penulis
Drs. H. Ismail Suko
Prof. Drs. H. Suwardi, Ms
Drs. H. Rachman Daud
Drs. H. Ishak Manay
Drs. H. Mustafa Yatim
Kol. (Purn) Abbas Jamil
Prof. Drs. Maswadi Rauf, MA
DR. ALfitra Salam, APU
Drs. H. Abbas M. Ali
Instiawati Ayus, SH, MH
DR. H. Izhar Rachman, MM
Drs. Taufik Ikram Jamil
Asrizal Nur
Dasril Affandi, SH
Nelly N. Ma'arif, MM
Ferry Hidayat
Tim Penyusun
Dr. Baharuddin Husin
Dasril Affandi, SH
M. Suhada, S.Ip., MM
Nelly N. Ma'arif, MM
Aguswanti Lahamid, SHI
Adlin, S.Sos
Fachri
Komunitas Mahasiswa Pascasarjana Riau Jakarta (KMPRJ)
Penyunting
Drs. H. Icup Supriadi S., MM
Muslimin
Irwan Setyadi
Penerbit
Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ)
Wisma Pemda Riau
Jl. Tali Raya no. 35A
Slipi - Jakarta
Telp. 021 492515
Fax. 021 4353791
Bekerjasama dengan
Sekolah Tinggi Agama Islam Tiara Jakarta
Edisi Pertama
Cetakan Pertama
November 2005
Kebanggaan pertama di bidang Agama
Kebanggaan kedua di bidang Bahasa
Kebanggaan ketiga di bidang Adat Istiadat dan Budaya
Kebanggaan keempat di bidang Sumber Daya Alam
Kebanggaan kelima di bidang Toleransi
PENGANTAR
Akhir dari masa bhakti pengurusan kami 2002-2005, satu tim telah dibentuk dari Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ) untuk menyusun satu buku yang berjudul "LIMA KEBANGGAAN ANAK MELAYU RIAU"
Muatan-muatan pemikiran yang ada dalam buku ini saya harapkan dapat memberi jalan dan sarana kemajuan daerah Riau dan terobosan suatu perubahan untuk lebih maju.
Di buku ini, menulis mengenai siklus kehidupan yang harus dilalui oleh makhluk hidup, alam dan manusia. Kita menyadari bahwa budaya kebanggaan yang dimiliki tidak cukup hanya dengan ucapan akan tetapi harus ada suatu perubahan di dalam diri kita sendiri. Almarhum Prof. DR. Koentjaraningrat pernah mengatakan bahwa perubahan budaya harus dibarengi oleh suatu usaha bersama untuk memperbaiki kemampuan yang ada dalam diri kita sendiri. Kebanggaan adalah suatu tanda kehidupan, dan siapapun yang cinta kehidupan hendaknya jangan memusuhinya.
Usaha untuk memperbaiki dari ketinggalan orang Melayu Riau agar dapat membawa hasil, harus dimotivasi secara sempurna dan selama masih menjadi seorang Fatalis, orang Melayu pedesaan tidak akan berjuang cukup keras memelihara hidup dan untuk berhasil.
Semoga buku tulisan yang disusun oleh tim Persatuan Masyarakat Melayu Jakarta (PMRJ) yang ditulis oleh kalangan pengurus maupun dari intelektual Riau ini mampu menyemarakkan khazanah pemikiran dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam membawa perubahan di tengah kegalauan diera transisi dan akhirnya selamat membaca.
Banyaklah angsa berebut terbang
Membumbung angsa sayap dikepak
Banyak jasa disebut orang
Agunglah jasa ibu dan bapak
Banyaklah rusa dijerat orang
Rusa bermain jadi rebutan
Banyaklah jasa diingat orang
Jasa pemimpin jadi sebutan
Wassalam
Buchary Alwie
*************************
Ide
Drs. H. Izhar Rachman, MM
Penyusun
Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ)
Penanggung Jawab
H. Buchary Alwie
Penulis
Drs. H. Ismail Suko
Prof. Drs. H. Suwardi, Ms
Drs. H. Rachman Daud
Drs. H. Ishak Manay
Drs. H. Mustafa Yatim
Kol. (Purn) Abbas Jamil
Prof. Drs. Maswadi Rauf, MA
DR. ALfitra Salam, APU
Drs. H. Abbas M. Ali
Instiawati Ayus, SH, MH
DR. H. Izhar Rachman, MM
Drs. Taufik Ikram Jamil
Asrizal Nur
Dasril Affandi, SH
Nelly N. Ma'arif, MM
Ferry Hidayat
Tim Penyusun
Dr. Baharuddin Husin
Dasril Affandi, SH
M. Suhada, S.Ip., MM
Nelly N. Ma'arif, MM
Aguswanti Lahamid, SHI
Adlin, S.Sos
Fachri
Komunitas Mahasiswa Pascasarjana Riau Jakarta (KMPRJ)
Penyunting
Drs. H. Icup Supriadi S., MM
Muslimin
Irwan Setyadi
Penerbit
Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ)
Wisma Pemda Riau
Jl. Tali Raya no. 35A
Slipi - Jakarta
Telp. 021 492515
Fax. 021 4353791
Bekerjasama dengan
Sekolah Tinggi Agama Islam Tiara Jakarta
Edisi Pertama
Cetakan Pertama
November 2005
Minggu, Februari 28, 2010
Kosa Kata Dalam Bahasa Melayu
Kosa Kata Dalam Bahasa Melayu
yang banyak digunakan oleh orang Melayu Kepulauan Riau
Arkib = arsip
Angit = bau hangus
Bedegap = kuat
Begajul = Bandel
Belacan = terasi
Bengal = keras kepala
Betik = pepaya
Bilis = teri
Bomo = dukun, tabib, pawang
Buluh = bambu
Butang = kancing
Calar = barut/parut, baret, goresan luka
Cekau = kelahi
Cencalok = acar yang terbuat dari teri halus, bawang, cabe
Cindai = selendang
Comel = cantik
Dedah = buka, terbuka, membuka
Degil = nakal, bandel
Gasal = ganjil
Gerubuk = lemari makan di dapur
Gubal Sagu = makanan dari sagu yang digumpalkan
Guli = kelereng
Habuk = debu (bukan abu arang hasil pembakaran)
Jolok = mengambil sesuatu dengan tongkat panjang/galah
Kanun = meriam kecil, gerombolan/pasukan angkatan laut
Kasut = terompah/sendal
Kedekut = kikir, sangat pelit
Kemaruk = rakus
Koret = sisa
Koret-koret = sisa/mengorek
Kude-kude = tempat duduk rendah
Lanun = Perampok di laut, bajak laut
Lapik = alas tikar
Lasak = tak diam
Lawa = cantik/ganteng
Lempeng sagu = sejenis makanan dari sagu yang dibuat pipih/dadar
Lokek = pelit (belum mencapai tahap kedekut)
Longkang = parit/got/comberan
Lori = truk
Lucah = keji/kejam, kotor, tidak senonoh
Marwah = harga diri
Menyanyah = mengada-ada, berbicara tidak menentu
Montel = gemuk
Mustahak = penting, perlu, wajib, harus
Nyanyok = agak lupa
Nyiur = kelapa
Pelasah = hajar
Pelik = susah, rumit, sulit
Penyamun = Perampok di darat dan di laut
Perigi = sumur
Pinggan = piring
Pondok-pondok (bukan "pondok" dalam satu kata saja) = rumah-rumahan tanpa dinding
Puan = perempuan
Rasuah = sogokan
Rengut = cemberut
Resam = adat istiadat
Selap/Nyelap = berlebihan
Selipar = sendal
Seluar = celana
Sementung = cemberut
Sempak = celana dalam
Senarai = daftar, catatan
Sengak = sombong/angkuh
Seronok = senang, gembira
Sotong = cumi-cumi
Sudu = sendok
Suluh = lampu
Tamadun = budaya
Tambul = makanan ringan
Tayang = tampar pelan
Telajak = terlewat
Tembilang/Sembilang/Taji/Baji = alat untuk melobang tanah
Tempias = percikan air
Tempoyak = makanan dari durian yang diasamkan
Teruk = parah, susah, sulit
Tesasol = tersalah cakap/bicara
Tingkap = jendela
Tuah = untung, berkah
Tungkus lumus = kerja keras
Zuriat = anak cucu keturunan
yang banyak digunakan oleh orang Melayu Kepulauan Riau
Arkib = arsip
Angit = bau hangus
Bedegap = kuat
Begajul = Bandel
Belacan = terasi
Bengal = keras kepala
Betik = pepaya
Bilis = teri
Bomo = dukun, tabib, pawang
Buluh = bambu
Butang = kancing
Calar = barut/parut, baret, goresan luka
Cekau = kelahi
Cencalok = acar yang terbuat dari teri halus, bawang, cabe
Cindai = selendang
Comel = cantik
Dedah = buka, terbuka, membuka
Degil = nakal, bandel
Gasal = ganjil
Gerubuk = lemari makan di dapur
Gubal Sagu = makanan dari sagu yang digumpalkan
Guli = kelereng
Habuk = debu (bukan abu arang hasil pembakaran)
Jolok = mengambil sesuatu dengan tongkat panjang/galah
Kanun = meriam kecil, gerombolan/pasukan angkatan laut
Kasut = terompah/sendal
Kedekut = kikir, sangat pelit
Kemaruk = rakus
Koret = sisa
Koret-koret = sisa/mengorek
Kude-kude = tempat duduk rendah
Lanun = Perampok di laut, bajak laut
Lapik = alas tikar
Lasak = tak diam
Lawa = cantik/ganteng
Lempeng sagu = sejenis makanan dari sagu yang dibuat pipih/dadar
Lokek = pelit (belum mencapai tahap kedekut)
Longkang = parit/got/comberan
Lori = truk
Lucah = keji/kejam, kotor, tidak senonoh
Marwah = harga diri
Menyanyah = mengada-ada, berbicara tidak menentu
Montel = gemuk
Mustahak = penting, perlu, wajib, harus
Nyanyok = agak lupa
Nyiur = kelapa
Pelasah = hajar
Pelik = susah, rumit, sulit
Penyamun = Perampok di darat dan di laut
Perigi = sumur
Pinggan = piring
Pondok-pondok (bukan "pondok" dalam satu kata saja) = rumah-rumahan tanpa dinding
Puan = perempuan
Rasuah = sogokan
Rengut = cemberut
Resam = adat istiadat
Selap/Nyelap = berlebihan
Selipar = sendal
Seluar = celana
Sementung = cemberut
Sempak = celana dalam
Senarai = daftar, catatan
Sengak = sombong/angkuh
Seronok = senang, gembira
Sotong = cumi-cumi
Sudu = sendok
Suluh = lampu
Tamadun = budaya
Tambul = makanan ringan
Tayang = tampar pelan
Telajak = terlewat
Tembilang/Sembilang/Taji/Baji = alat untuk melobang tanah
Tempias = percikan air
Tempoyak = makanan dari durian yang diasamkan
Teruk = parah, susah, sulit
Tesasol = tersalah cakap/bicara
Tingkap = jendela
Tuah = untung, berkah
Tungkus lumus = kerja keras
Zuriat = anak cucu keturunan
Apa Guna Pantun Melayu
Apa Guna Pantun Melayu,
menyebarkan syarak meluaskan ilmu.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menyebarkan syarak membersihkan kalbu.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menuntun orang supaya bermalu.
Apa Guna Pantun Melayu,
mengajar orang supaya tahu :
Tahu bodoh mencari guru
Tahu menjaga aib malu
Tahu mengekang hawa nafsu
Tahu meneladan arif meniru
Tahu beramal dengan berilmu
Tahu hidup ada dituju
Tahu mati azab menunggu
Apa Guna Pantun Melayu,
memberi petunjuk kepada yang mau :
Petunjuk agama sunnah dan fardhu
Petunjuk adat membaikkan laku
Petunjuk menyuruh hidup berilmu
Supaya hidup tak dapat malu
Supaya mati tak kena palu
(Tenas Effendy)
UPDATE :
Tambahan dari Indo Hijau, mengatakan...
Apa guna pantun melayu,
penenang jiwa penyejuk Kalbu.
Apa guna pantun melayu,
ingatkan sholat yang lima fardu.
Apa guna pantun melayu,
Pembunuh cemburu, pelepas rindu.
Baca juga Pantun Melayu lainnya :
Pantun Pembuka
Pantun Jenaka
Pantun Percintaan
Pantun Perpisahan
Pantun Kias
Pantun Budi
Pantun Adat
Pantun Agama
Pantun Nasihat
Pantun Pahlawan
Pantun Teka-t
menyebarkan syarak meluaskan ilmu.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menyebarkan syarak membersihkan kalbu.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menuntun orang supaya bermalu.
Apa Guna Pantun Melayu,
mengajar orang supaya tahu :
Tahu bodoh mencari guru
Tahu menjaga aib malu
Tahu mengekang hawa nafsu
Tahu meneladan arif meniru
Tahu beramal dengan berilmu
Tahu hidup ada dituju
Tahu mati azab menunggu
Apa Guna Pantun Melayu,
memberi petunjuk kepada yang mau :
Petunjuk agama sunnah dan fardhu
Petunjuk adat membaikkan laku
Petunjuk menyuruh hidup berilmu
Supaya hidup tak dapat malu
Supaya mati tak kena palu
(Tenas Effendy)
UPDATE :
Tambahan dari Indo Hijau, mengatakan...
Apa guna pantun melayu,
penenang jiwa penyejuk Kalbu.
Apa guna pantun melayu,
ingatkan sholat yang lima fardu.
Apa guna pantun melayu,
Pembunuh cemburu, pelepas rindu.
Baca juga Pantun Melayu lainnya :
Pantun Pembuka
Pantun Jenaka
Pantun Percintaan
Pantun Perpisahan
Pantun Kias
Pantun Budi
Pantun Adat
Pantun Agama
Pantun Nasihat
Pantun Pahlawan
Pantun Teka-t
Minggu, Januari 31, 2010
Apa Guna Pantun
Apa guna pantun disimak,
di dalamnya ada adat dan syarak :
Memberi petunjuk kepada orang banyak
Mana patut mana yang layak
Mana yang baik mana yang tidak
Supaya fi'il tidak rusak
Supaya marwah tidak tercampak
Hidup dan mati tuahnya nampak
Apa guna pantun dikaji,
di dalamnya ada tuntunan budi :
Pegangan hidup pedoman mati
Meluruskan akal membersihkan hati
Membaikkan akhlak mengelokkan pekerti
Supaya hidup tidak terkeji
Bila mati rahmat menanti
di dalamnya ada adat dan syarak :
Memberi petunjuk kepada orang banyak
Mana patut mana yang layak
Mana yang baik mana yang tidak
Supaya fi'il tidak rusak
Supaya marwah tidak tercampak
Hidup dan mati tuahnya nampak
Apa guna pantun dikaji,
di dalamnya ada tuntunan budi :
Pegangan hidup pedoman mati
Meluruskan akal membersihkan hati
Membaikkan akhlak mengelokkan pekerti
Supaya hidup tidak terkeji
Bila mati rahmat menanti